[SERIES] Trapped Part 8

577157_558740274162548_248781926_n

 

PLEASE DON’T BE SIDRES/SILENT READERS.

NEED YOUR COMMENT AS MY REVIEW. Banyak banget yang view tapi komen yang masuk nggak sesuai 😦

komen kalian tuh berarti banget buat aku, seenggaknya aku bisa evaluasi apa ajah yang kurang dari part ini.

kalian cukup masukkan e-mail kalian (bg yang tdk punya akun wordpress). nggak susah kok kalo kalian mau

googling. banyak tutor untuk meninggalkan komentar di wp tuh gimana. makasih buat yang udah komen di

setiap FF aku. aku sampe hapal siapa-siapa ajah yang komen. ada beberapa ID baru yang masuk belakangan ini

terima kasih semuanya ^^ Happy Reading :))

Previous…

“Aku merindukanmu,” bisik Kyuhyun. Mengulang kata-kata tersebut seakan ingin memeastikan kalau Jihyun mendengar setiap perkataannya. “Apa kau merindukanku juga?”

Jihyun hanya bisa menatap mata Kyuhyun tanpa berucap apapun. Lidahnya terasa kelu untuk sekedar menjawab ‘ya’. Detik berikutnya perasaan hangat menjalar disekujur tubuhnya seiring rengkuhan pelukan Kyuhyun terhadap tubuhnya. Tangannya yang masih berada dikedua sisinya dengan ragu-ragu terangkat, melingkarkannya dipinggang Kyuhyun.

“Ayo kita kembali ke Seoul bersama-sama?”

***

            Kyuhyun memperhatikan ruangan dimana ia berada lekat-lekat. Tidak besar, hanya sebuah kamar kosong yang dijadikan tempat tinggal wanitanya itu. Matanya terus berlarian kemana-mana. Merasa sedikit tidak nyaman dengan ruangan ini. Dia baru sebentar disini sementara istrinya sudah setahun. Dia mengalihkan kepalanya saat mendengar suara pintu yang terbuka.

            Jihyun membawa panci yang berisi ramyun yang dimasaknya didapur, dia tahu bahwa pria yang berada dalam satu ruangan dengannya ini belum makan malam. Dia hanya berinisiatif membuatkannya tanpa bertanya. “Makanlah,” katanya ringan sambil memberikan sumpit pada Kyuhyun. Sedikit memaksa pria itu untuk menggenggamnya. Jihyun menjauh  dari Kyuhyun—pria yang masih atau mungkin menjadi suaminya itu, menyibukan diri dengan membereskan beberapa pakaiannya dan memasukkannya kedalam lemari.

Kyuhyun tidak menyentuh makanannya sama sekali, matanya terlalu sibuk untuk memperhatikan gerak-gerik istrinya. Kembali merekam setiap apa yang dilihatnya sekarang ini, memuaskan rasa rindunya akan wanita itu. “Temani aku makan,” ucap Kyuhyun membuat Jihyun menghentikan kegiatannya. Tak menyahut bahkan menoleh padanya saja tidak. “Kau tidak ingin makan bersamaku?” kali ini Kyuhyun bertanya, berusaha membuat Jihyun menolehkan kepalanya padanya.

“Aku sudah makan tadi,” jawab Jihyun pelan. Masih dengan posisi memungungi Kyuhyun. “Kau cepatlah makan. Setelah itu pulang, kasihan supirmu sudah menunggu di luar.”

Rahang Kyuhyun mengeras, wanita itu mengusirnya? Tidak menginginkan keberadaannya disini? Dengan emosi yang mulai mendidih Kyuhyun megikuti apa kemauan Jihyun. Memakan ramyunya. Sendiri. Menghabiskannya dalam waktu yang relatif cepat. Jihyun segera membereskan tempat makan Kyuhyun dan menaruhnya diluar, tidak berniat membawanya kedapur yang berada didalam rumah utama.

Jihyun berdiri didepan pintu, melihat kearah Kyuhyun, memberikan isyarat pada pria itu untuk segera keluar dari tempatnya. Kedua tangannya bersidekap didepan dada, Kyuhyun beranjak bangun dari duduknya, dengan langkah yang berat ia berjalan kearah Jihyun. Menatap mata bulat wanita itu dengan tatapan memohon agar Jihyun membiarkannya untuk tidur semalam disini.

Mata Kyuhyun sesekali mencuri-curi pandang pada kunci yang menggantung dipintu dan wajah Jihyun. Tiba-tiba saja sebuah ide terlintas dikepalanya. Dengan gerakan perlahan, dia memang seperti ingin keluar dari dalam kamar kecil ini tapi yang dilakukannya kemudian adalah menarik pintu tersebut, mengkuncinya dan mencabut kunci tersebut lalu memasukkannya kedalam saku celananya. Jihyun yang melihat hal itu segera membulatkan matanya, benar-benar tidak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh Kyuhyun.

“Berikan kuncinya padaku,” pinta Jihyun dengan nada tajam. Kyuhyun tidak mengindahkan permintaan Jihyun barusan. Dia hanya berjalan lalu mengambil bantal dan selimut dan merebahkan tubuhnya disana. Jihyun berdecak kesal karenanya, dia berjalan menghampiri Kyuhyun. Duduk didekat pria itu lalu merogoh saku celana Kyuhyun yang kemudian tangannya langsung ditarik paksa hingga dia jatuh diatas dada Kyuhyun.

“Kau tidak mau tidur? Ini sudah malam,” kata Kyuhyun santai tidak memperdulikan kondisi jantung Jihyun yang entah kenapa berdetak cepat seperti saat wanita itu mulai jatuh cinta pada pria dihadapannya ini.

Jihyun menjauhkan tubuhnya dari Kyuhyun, duduk terdiam ditempat dengan menggigit bibir bawahnya. Matanya mulai memerah, dia sedikit heran dengan sikap Kyuhyun yang seperti ini. Bukankah dia sudah jelas-jelas meninggalkan pria itu? Perjanjian mereka hanya tiga bulan kan? Dan ini sudah lebih dari batas perjanjian mereka. Kenapa Kyuhyun mencarinya? Bukankah pria itu yang menyuruhnya pergi?

“Kenapa?” tanya Jihyun pelan menundukan kepalanya. “Aku sudah meninggalkanmu,” tambah Jihyun cepat. “Kau melupakan perjanjian kita? Jika aku tidak kembali padamu dalam waktu tiga bulan, itu artinya aku benar-benar ingin kita berpisah Cho Kyuhyun. Apa kau tidak mengerti?”

Kyuhyun menggelengkan kepalanya. Dia mengerti maksud wanitanya itu tapi yang dimaksud dengan gelengannya barusan adalah sebuah penolakkan dari perpisahaan itu. Oke, di akuinya memang dia yang mengajukan perjanjian tolol yang kini malah benar-benar akan memisahkan mereka. Wanita itu benar. Sialan!

“Hubungan kita benar-benar berakhir satu tahun yang lalu,” kata Jihyun lirih menatap Kyuhyun dalam. “Kau dan aku—”

“Kembalilah,” kata Kyuhyun pelan mengulurkan kedua tangannya, meraih tangan Jihyun untuk digenggamnnya. “Aku mohon padamu untuk yang terakhir kalinya. Kembalilah.” Kyuhyun menundukkan kepalanya, satu tetes air mata keluar—membasahi wajahnya. Isakkannya mulai terdengar perlahan, bahunya bergetar, rasa sesak didadanya benar-benar tidak bisa ditahannya lagi. Dengan erat dia meremas tangan Jihyun lalu mengubahnya menjadi usapan lembut. “A—aku… tidak bisa hidup tanpamu Jihyun-ah.”

Jihyun membuang wajahnya kearah lain, dia menghembuskan napas beratnya saat mendengar kata-kata terakhir yang dilontarkan Kyuhyun. Tidak bisa hidup tanpanya? Kalau begitu apa yang dilihat oleh mata kepalanya sendiri, bukankah pria dihadapannya ini dulu tengah memagut mesra bibir seseorang diruang kantornya sendiri. Tawa kecil meremehkan masuk kedalam telinga Kyuhyun, membuat pria itu mengangkat kepalanya dengan wajah yang benar-benar basah akan air mata. Bahkan matanya sudah memerah sempurna. “Tidak bisa hidup tanpaku, kau bilang?” dengus Jihyun menatapnya tajam.

“Berciuman didalam ruanganmu itu dengan statusmu sebagai suamiku… apa itu pantas? Jangan membual Kyuhyun-ah, dihadapanku kau bilang kau tidak bisa hidup tanpaku. Tapi apa kenyataannya hah, kau bisa hidup tanpaku karena wanita-wanita itu. Jangan membuat dirimu terlihat mengenaskan dengan mengatakan hal itu. Kali ini, aku benar-benar tidak akan menarik kembali apa yang aku ucapkan. Kita berpisah. Dan kau bisa menjalani kehidupanmu yang bebas itu.” Kyuhyun mengernyitkan keningnya, kali ini dia tidak mengerti dengan apa yang diutarakan Jihyun padanya. Ingin menyerukan pendapatnya, tapi Jihyun dengan lebih dulu membuka suaranya. “Aku menjalani perjanjian yang kau ucapkan. Aku tidak kembali padamu karena aku tidak ingin—”

“Bohong!” potong Kyuhyun serak. Dilihatnya mata Jihyun yang bergerak gelisah—salah satu kebiasaan wanita itu jika sedang berbohong. “Kau menginginkanku. Matamu tidak akan pernah bisa membohongiku. Mulutmu benar-benar mengatakan hal yang bertolak belakang dengan matamu. Kau kembali  ‘kan? Setelah tiga bulan kau kembali ‘kan? Kenapa kau tidak menemuiku? Aku menunggumu. Asal kau tahu, aku benar-benar seperti orang yang hidup tanpa arah setahun ini. Menjalankan kehidupanku layaknya manusia normal; makan, bekerja, tidur, bangun, makan lagi terus seperti itu tanpa adanya tujuan. Aku mencarimu. Aku benar-benar merasa tolol saat mengeluarkan kata-kata itu. Aku begitu bodoh melepaskanmu disaat aku tahu kalau kau juga mencintaiku. Dan aku rasa itu masih sama seperti sekarang. Hatimu benar-benar mengatakan dan menginkan untuk kembali padaku. Hanya mulut sialanmu saja yang tidak mau mengikutinya. Dan apa kau bilang, aku bericiuman? Di kantorku? Dengarkan aku baik-baik,” Kyuhyun meneguk salivanya sebentar, “Aku sama sekali tidak pernah menyentuh wanita manapun selain kau. Tidak pernah. Dan aku juga tidak pernah berciuman dikantorku!”

Rahang Kyuhyun mengeras kembali, matanya terbuka lebar. “Tunggu,” katanya sesaat teringat sesuatu. Ada yang janggal disini. Dia memiringkan sedikit kepalanya, menatap Jihyun. “Kau datang ke kantorku?” tanyanya. Diamnya Jihyun membuat kesimpulan kalau wanita itu benar-benar datang ke kantornya.  “Lalu kenapa kau tidak menemuiku?”

“Bagaimana aku mau menemui kalau yang aku dapati hanya kau yang sedang bermasaraan?!” pekik Jihyun menyentakan tangan Kyuhyun.

“Omong kosong!” seru Kyuhyun pelan terisrat nada tajam disana. “Aku sama sekali tidak pernah melakukan hal yang kau tu—” Kyuhyun menghentikan perkataannya saat mengingat tamu-tamunya yang datang ke kantornya setahun ini. Sejauh ini dia selalu menerima tamu pria tidak ada wanita selain… Son Yoon-Ju. Ya, dia yakin saat itu hanya Yoon-Ju yang datang ke kantornya. Tidak ada yang lain. Dan dia bersumpah tidak melakukan apapun dengan kekasih sahabatnya itu. Kecuali saat dia meniupkan mata wanita itu yang terkena debu. Kelilipan. Hanya itu dan… astaga! Mungkinkah posisi mereka saat itu terlihat seperti sedang berciuman?

“Kami tidak berciuman. Kau salah paham,” kata Kyuhyun mulai menjelaskan kronologi itu. Kyuhyun bergeser—mengikis jarak antara dirinya dan juga Jihyun. Kedua tangan besar itu menangkup wajah Jihyun, mendongakannya lalu dengan kedua ibu jarinya, secara perlahan dia membersihkan air mata yang membasahi wajah cantik wanitanya. Mendaratkan kecupan lembut di bibir mungil dan ranum itu. “Dia Yoon-Ju, sayang. Masa kau tidak mengenalinya? Sungguh, selama kau meninggalkanku, tak pernah ada satu pikiranku untuk mencari wanita lain. Melirik satu dari mereka pun tidak. Hatiku benar-benar sudah terkunci padamu. Hanya kau yang aku inginkan.”

Kyuhyun menarik tubuh Jihyun keatas pangkuannya, menyandarkan punggungnya pada dinding dibelakangnya. Wanitanya tidak meluncurkan aksi protesnya, tangannya memebersihkan air mata yang jatuh itu. Menyelipkan juntaian rambut Jihyun kebelakang telinga. “Percaya padaku hem?” tanya Kyuhyun.

“Kalau kau tidak ingin pulang untukku, pulanglah untuk orang tuamu. Apa kau tidak merindukan mereka?” Kyuhyun berusaha membujuk Jihyun agar besok mereka bisa pulang bersama ke Seoul. Meski kepulangan Jihyun tidak untuknya, asal bersama-sama kembali ke Seoul, akan dia lakukan.

Jihyun bergeming di posisinya, tetap berada diatas pangkuan Kyuhyun dengan kepala yang tertunduk. Eomma dan Appa? Dia merindukannya. Sangat. Semenjak dia menikah dengan Kyuhyun dia hanya bisa bertemu dengan orang tuanya beberapa kali, terhitung sebelum dia pergi dari sisi Kyuhyun.

“Kita pulang,” kata Jihyun lemah membuat kedua mata Kyuhyun terbuka lebar. “Aku merindukan mereka,” tambahnya. “Tapi tidak sekarang, besok pagi. Kita pulang besok pagi. Setidaknya aku harus berpamitan pada mereka.”

“Ya… kita pulang besok,” ujar Kyuhyun membelai lembut rambut Jihyun, menghapus sisa air mata dari wajah wanitanya lalu memberingkan tubuh mereka diatas kasur kecil yang sebenarnya hanya cukup menampung satu orang saja.

Kyuhyun mendekap erat tubuh Jihyun, mengunci tubuh wanita itu dengan kakinya yang memang dengan seja di tumpukan pada kaki Jihyun. “Kau berkelahi?” suara serak Jihyun tidak mengusik Kyuhyun untuk membuka matanya kembali, dia belum tidur hanya memejamkan matanya saja.

“Appa,” jawabnya pelan. “Dia memukulku saat tahu kau tidak ada bersamaku.”

Ada sedikit perasaan bersalah yang hinggap di hati Jihyun, jemarinya bergerak mengusap sudut bibir Kyuhyun yang terluka akibat pukulan ayahnya. Pria ini, dulu saat ingin menikahinya dia juga terkena tamparan dan sekarang terkena tinju. “Tidurlah, ini sudah tidak sakit.”

***

08.45 am KST

 

Jihyun berpamitan pada keluarga Minho yang selama setahun ini mau menerima dirinya dirumah mereka. Memeluk satu per satu anggota keluarga itu dengan tangis yang keluar dari ibu Minho, mendekapnya begitu erat. Sampai pada saatnya dia berdiri didepan Minho, tersenyum lalu memeluk tubuh pria atletis itu dengan tangan yang menepuk-nepuk punggung pria yang telah menjaganya setahun ini.

“Terima kasih Minho-ya,” ucap Jihyun pelan, melepaskan pelukannya lalu mengusap wajah kiri Minho perlahan. “Maaf kan aku.”

Jihyun dan Kyuhyun sama-sama membungkukkan tubuh mereka pada keluarga Minho, setelahnya berjalan menuju mobil sedan hitam yang terparkir diluar. Kyuhyun sekali lagi membungkukkan tubuhnya sebelum ia benar-benar masuk kedalam mobil menyusul Jihyun yang sudah berada didalamnya.

Selama dalam perjalanan baik Kyuhyun maupun Jihyun tidak ada yang membuka suara. Hanya lantunan musik yang menemani perjalanan pulang mereka ke Seoul. Sesekali Kyuhyun melirik wanita disampingnya melalui ekor matanya. Ingin sekali dia menarik wanita itu kedalam pelukkannya, namun hal tersebut diurungkannya hingga dia mengambil map biru yang terletak di kursi depan dan mulai membaca isinya. Sekedar membuang kesenggangan dan menahan dirinya untuk tidak memaksa Jihyun agar berada dalam pelukkannya. Mengingat wanita itu pulang bukan untuknya, dia bisa apa saat ini?

Perjalanan yang cukup panjang membuat rasa kantuk menyerang diri Kyuhyun. Entah udah kali keberapa pria ini terus menguap, memaksakan matanya untuk tetap terbuka sambil masih memperhatikan lembaran kertas ditangannya. Ketika rasa kantuk itu tidak bisa ditahannya lagi, matanya mulai tertutup perlahan, menyandarkan kepalaya pada jendela mobil. Jalanan yang kurang bagus membuat kepala Kyuhyun terbentur kaca beberapa kali, Jihyun menolehkan kepalanya dan melihat posisi Kyuhyun yang sepertinya kurang nyaman itu.

Jihyun menarik tubuh Kyuhyun dengan pelan, berusaha untuk tidak membangungkan pria yang katanya masih menjadi suaminya itu. Perlahan meletakan kepala Kyuhyun diatas pangkuannya. Dilihatnya wajah damai Kyuhyun yang tengah tertidur, sepercik rasa rindu itu menjalar disekujur tubuhnya. Setahun tidak melihat rupa pria ini… tak ada yang berubah secara signifikan namun dia merasa kalau tubuh Kyuhyun sedikit kurus. Apa pria ini tidak makan dengan baik?

Tangannya mengusap rambut Kyuhyun, menghantarkan pria itu lebih terlelap lagi.

***

Jihyun’s Home

07.45 PM KST

Langit sudah gelap, mobil yang mereka tumpangi baru saja berhenti dengan manis didepan gerbang rumah Jihyun. Kyuhyun masih pada posisinya, terlelap diatas pangkuan Jihyun dengan napas yang begitu teratur. Perlahan Jihyun mulai membangungkan Kyuhyun, diusapnya dengan lembut pipi Kyuhyun hingga pria itu mengerjapkan matanya.

“Kita sudah sampai,” kata Jihyun nyaris terdengar seperti bisikan namun masih bisa ditangkap dengan jelas ditelinga Kyuhyun.

Kyuhyun merenggangkan tubuhnya yang sedikit kaku akibat posisi tidur yang sebenarnya kurang nyaman, namun rasa kantuk tidak bisa dibendungnya lagi. Setelah menyadarkan diri sepenuhnya, matanya beranjak melihat kearah Jihyun yang masih bergeming ditempatnya.

“Masuklah,” ucap Kyuhyun serak.

“Kau?”

“Aku hanya mengantarmu,” jawabnya pelan. “Masuklah, orang tuamu pasti sudah menunggu.”

“Bersamamu.”

“Ji…”

Kyuhyun menghela napas beratnya, dari awal dia memang hanya berniat mengantar wanita ini pulang kerumahnya setelah itu dia bisa langsung melesat pergi pulang kerumahnya juga. “Ayolah, kita sudah sampai. Turun dan masuk kedalam, aku hanya mengantarmu saja.”

Jihyun memandang sengit Kyuhyun dari tempatnya, ada perasaan tidak terima saat pria itu berbicara seperti tadi. Seharusnya Kyuhyun bisa bersikap gentle saat ini, menemaninya masuk kedalam dan membicarakan hal ini pada orang tuanya. Bukan hanya mengantarnya lalu pergi begitu saja seakan lari dari tanggung jawab. Dia masih istrinya kan?

“Bukankah kau sendiri yang ingin pulang dan melihat orang tuamu? Aku menjemputmu lalu mengantarmu kesini, tugasku sudah selesai. Setidaknya aku tidak punya hutang lagi pada appa mengenai keberadaan dirimu. Tur—”

“Kau mau lari dari tanggung jawab?” potong Jihyun yang tiba-tiba saja tersulut emosi. “Pengecut,” desisnya. “Seharusnya kau mengantarku kedalam, katakan pada mereka kalau kau berhasil membawaku pulang. Bukan seperti ini, menjemputku, mengantarku kemari, lalu kau pulang kerumahmu begitu saja.”

“Kau pulang untuk orang tuamu,” kata Kyuhyun tercekat. “Bukan untukku.”

Jihyun memutar bola matanya malas, membuka pintu mobil lalu turun. Pergi kesisi pintu Kyuhyun lalu membukakan pintu, menyuruh lelaki itu untuk segera turun dari dalam. Menarik Kyuhyun paksa agar pria itu segera keluar dari dalam dan mengikuti langkahnya masuk kedalam rumah. “Seingatku, aku hanya mengatakan ‘pulang’. Tidak mengatakan kalau aku ingin pulang untuk orang tuaku ataupun dirimu.”

Kini keduanya sudah berdiri didepan pintu rumah, Jihyun mendorong tubuh Kyuhyun agar pria itu berdiri didepannya. Menyuruhnya untuk menekan bell yang tak lama kemudian disusul suara dari dalam dan pintu yang terbuka.

Tubuh Kyuhyun menegang saat melihat siapa yang membukakan pintu untuk mereka. Ayah mertuanya berdiri dihadapannya, dia hanya memberi salam kemudian tidak tahu harus melakukan apa lgi. Tak ada interaksi yang pasti, Jihyun masih bersembunyi dibalik tubuh tinggi Kyuhyun hingga dia melihat dari celah kecil kalau ayahnya berniat menutup pintu kembali.

“Appa,” panggil Jihyun yang langsung menghentikan aktifitas ayahnya menutup pintu. Jihyun keluar dari balik tubuh Kyuhyun dan berjalan mendekat kearah ayahnya yang masih terkujut. Mungkin.

“Jihyun-ah,” tuan park langsung menarik tubuh Jihyun kedalam pelukkannya.

***

            Suasana meja makan kediaman keluarga Jihyun terasa hening. Hanya dentingan alat makan yang terdengar didalamnya. Keempat orang yang berada diruangan itu menyantap makan malam mereka dengan penuh hikmat. Sesekali Jihyun melempar senyum kearah ibunya yang duduk disebrangnya, sudah  lama dia tidak merasakan kehangatan keluarganya sendiri.

Setelah makan malam usai, tuan Park meminta Kyuhyun untuk menemuinya diruang kerjanya. Kini dua pria dewasa tersebut telah duduk berhadapan didalam sebuah ruangan yang disisi kanan-kirinya dihiasi rak-rak buku yang menjulang tinggi. Keduanya masih terdiam, Kyuhyun yang menundukkan kepalanya tidak berani memandang wajah ayah mertuanya dihadapan ini. Berbanding terbalik dengan tuan Park yang tengah menatap Kyuhyun tajam.

“Terima kasih telah membawa Jihyun pulang kembali,” ucap tuan Park mengawali pembicaraan yang sudah tercium akan menjurus kearah yang lebih serius lagi.

Kembali hening, Kyuhyun tidak menjawab hanya memberikan senyum kecilnya saat ayah mertuanya mengatakan hal tersebut. Perasaan tidak enak mulai menyergap dirinya, merasa gelisah dan takut untuk mendengar pernyataan berikutnya yang akan keluar. Rasa takut itu semakin mengelilinginya, telinganya belum cukup siap mendengarnya.

“Tinggalkan Jihyun.” Dua kata yang langsung membuat kepala Kyuhyun terangkat. “Setelah kejadian ini saya tidak bisa lagi menggantungkan masa depan Jihyun padamu Kyuhyun. Rasa percaya itu tiba-tiba menghilang begitu saja. Biarkan Jihyun bahagia dengan hidupnya dimasa depan.”

“Ab—eoji?” gumam Kyuhyun tak bersuara.

“Urus perceraian kalian secepatnya. Lepaskan Jihyun, abeoji mohon padamu.” Kyuhyun hanya bisa memandang wajah ayah mertuanya sekarang, lidahnya terasa kelu, tenggorokkan tercekat, tidak bersuara bukannya berarti dia setuju dengan permintaan ayah mertuanya. Dia hanya tidak tahu harus menanggapinya seperti apa.

“Hanya dia yang aku punya sekarang,” bisik Kyuhyun. Suara yang bisa dikeluarkannya dengan kesan serak terdengar. Hanya kalimat itu yang bisa dia berikan sekarang. Otaknya terasa berhenti secara mendadak. Beku.

“Tapi kau tidak bisa menjaganya dengan baik. Kau membiarkannya pergi begitu saja tanpa kau tahu dimana keberadaannya. Aku tidak bisa lagi mempercayakan puteriku satu-satunya pada pria sepertimu. Meskipun aku tahu bagaimana kau sebenarnya tapi kejadian ini cukup membuatku tersadar… kau pria yang baik tapi kau tidak cukup baik untuknya. Jadi, aku mohon padamu, tinggalkan dia.”

***

            Kyuhyun keluar dengan kepala yang tertunduk, matanya memerah, air mata yang ingin jatuh diwajahnya—ditahannya. Jihyun yang duduk tak jauh dari ruang kerja ayahnya segera berdiri dan menghampiri Kyuhyun. Mengamit tangan pria itu lalu membawanya ke kamar. Mendudukan Kyuhyun di tempat tidurnya dan meminta Kyuhyun menceritakan apa yang dibicarakan barusan dengan ayahnya.

“Apa yang kalian bicarakan?” tanya Jihyun mendesak saat Kyuhyun tak kunjung membuka suaranya.

Kyuhyun hanya mendongak dan menatap Jihyun dengan sendu. Matanya semakin berair, sekali dia mengerjapkan mata bisa dipastikan cairan bening itu akan membasahi wajahnya. “Tidurlah, ini sudah malam,” kata Kyuhyun menarik tubuh Jihyun agar wanita itu berbaring disana. “Aku pulang, jaga dirimu baik-baik.” Kyuhyun mengecup kening Jihyun lama lalu memutar tubuhnya kerah pintu sebelum sebuah suara menghentikan langkahnya.

“Apa maksudmu Cho Kyuhyun?”

Kyuhyun menggeleng lemah masih dengan posisinya yang memunggungi Jihyun.

“Cho Kyuhyun,” panggil Jihyun lagi. Merasa jengah dengan sikap Kyuhyun yang masih bergeming ditempatnya, Jihyun menarik tubuh lelaki itu menjauh dari pintu kamarnya. Memaksa—lagi lelaki itu untuk duduk diatas tempat tidurnya. “Apa yang kalian bicarakan? Jawab aku!”

“Kau tidak punya mulut Cho Kyuhyun?” dengus Jihyun, muak melihat diamnya Kyuhyun seperti ini. “Oh… ya tuhan…” gerutu Jihyun meninggalkan Kyuhyun dikamarnya seorang diri, sementara ia langsung melesat pergi keruang kerja ayahnya.

Brak! Jihyun membuka pintu dengan kasar, “Appa mengatakan apa pada Kyuhyun?”

“Biarkan Kyuhyun pulang. Dia punya rumah sendiri.”

“Apa yang kalian bicarakan?”

“Jihyun-ah…” cicit ayahnya pelan. “Appa hanya minta agar Kyuhyun melepaskanmu.”

Jihyun menggelengkan kepalanya, tidak percaya dengan apa yang dikatakan ayahnya barusan. Ini sudah menyangkut masalah pribadinya, urusan rumah tangganya. Hanya dia yang berhak memutuskan, dia akan tetap tinggal bersama Kyuhyun atau meninggalkan pria itu.

“Aku kecewa pada appa,” katanya sambil meninggalkan ruangan ayahnya dan kembali ke kamarnya. Dilihatnya Kyuhyun masih berdiam diri ditempatnya. Membuang napas kesalnya saat melihat Kyuhyun yang tiba-tiba menjadi lemah seperti ini.

“Kau benar-benar pengecut Cho Kyuhyun,” desis Jihyun mengambil tas tangannya lalu menyampirkannya dipundak. “Kita pulang kerumah.”

Kyuhyun mendongak tak sempat bersuara saat Jihyun langsung menarik tangannya. Keluar dari rumah tersebut tanpa berpamitan terlebih dahulu pada orang tuanya. Dia benar-benar kecewa dengan sikap ayahnya yang terkesan sangat mencampuri urusan rumah tangganya.

***

Cho Kyuhyun’s Home

10.15pm KST

Jihyun segera mengganti bajunya dengan baju tidur. Dia tidak menyangka kalau baju-baju yang masih berada didalam lemari itu terusun dengan rapih. Gaun tidur putih gading yang sudah lama tidak dipakainya, membuat senyum mengembang diwajahnya. Dia hanya merasa rindu dengan baju-bajunya yang seperti ini.

“Kau aneh,” komentar Kyuhyun saat melihat Jihyun yang sedang tersenyum bodoh—menurutnya. “Kenapa kau melakukan ini?”

“Kau tidak akan mempertahankanku disisimu? Cho Kyuhyun yang ku kenal sudah pergi rupanya. Sekarang yang ada dihadapanku hanyalah sosok Cho Kyuhyun yang pengecut.”

“Bukankah kau yang meminta bercerai denganku?” tanyanya. “Kenapa sekarang kau seperti ini? Menghentikan langkah ayahmu yang ingin mengambilmu dari sisiku. Kau tidak mencintaiku lagi, kau tidak bahagia bersamaku, kau—”

“Kau tahu Cho Kyuhyun,” potong Jihyun. “Saat perjalanan pulang tadi… aku baru saja memikirkan tentang membuka lembaran baru bersamamu. Menata ulang pernikahan kita yang terlihat berantakan setahun ini. Belajar dari kesalahan yang pernah kita perbuat lalu mencoba untuk tidak mengulanginya lagi. Kau tidak menginginkan hal itu?”

Kyuhyun hanya diam tidak berusaha menyahuti apa yang baru saja diutarakan wanitanya itu.

“Tidak bisakah kau mempertahankanku?” Jihyun berjalan mendekat kearah Kyuhyun, berdiri dihadapan pria itu lalu menangkup wajah Kyuhyun. “Kita mulai lagi dari awal eoh?

            “Kita perbaiki apa yang sudah rusak, kita bangun lagi apa yang sudah runtuh. Kita pergunakan kesempatan kedua ini sebaik-baiknya ya?” Kyuhyun menganggukan kepalanya, Jihyun memajukan sedikit lagi tubuhnya, mengikis jarak antara merek berdua lalu mendekap erat tubuh Kyuhyun.

“Gomawo Jihyun-ah.”

***

1 week later…

Cho Kyuhyun’s Home

09.48 pm KST

 

Kyuhyun menjatuhkan tubuhnya diatas sofa kamar yang terletak disudut ruangan. Melepaskan dasinya lalu melemparnya entah kemana, kebiasaan buruk itu datang lagi. Dia merebahkan tubuhnya diatas sofa, menutupi matanya dengan lengan kanannya. Rasa lelah menyambangi dirinya, setelah seharian bergulat dengan para pebisnis lainnya tadi siang. Harum semerbak menggelitik indera penciumannya, menghantamnya hingga membuatnya merasa sesak.

Kyuhyun merasakan ada yang menyentuh tangannya, menyingkirkan tangan yang menutupi matanya tersebut. Dilihatnya Jihyun dihadapannya dengan segelas cokelat hangat ditangannya. Kyuhyun beringsut bangun dari posisi tidurnya hingga ia bersandar pada dinding dibelakangnya. Mengambil gelas yang dijulurkan Jihyun padanya, meniupnya sebentar lalu menenggaknya perlahan-lahan.

“Lelah sekali,” kata Jihyun memperhatikan wajah Kyuhyun yang terlihat begitu kusut. Kali ini dia menepuk-nepuk pahanya, membiarkan Kyuhyun merebahkan kepalanya diatas pangkuannya. Setelahnya dia memberikan pijatan ringan disekeliling kening hingga pelipis Kyuhyun.

“Jihyun~” panggil Kyuhyun. “Setelah aku pikir-pikir… apa yang dikatakan appa—”

“Sepertinya kemarin kita baru menyepakati tentang kesempatan kedua,” potong Jihyun mengingatkan.

“Maksudku, aku tidak mau hubunganmu dengan appa menjadi buruk seperti ini. Bagaimanapun ini semua salahku Ji. Appa berhak memutuskan kebahagiaanmu, dengarkan kata ora—”

“Kau suamiku,” ucap Jihyun mempertegas. “Aku milikmu. Aku tanggung jawabmu sekarang. Appa sudah menyerahkanku padamu, dan itu artinya aku sudah sepenuhnya berada dalam kuasamu. Kau yang lebih berhak atas diriku. Ya tuhan Cho Kyuhyun… kau suamiku.”

“Tapi, dia tetap orang tuamu. Aku tidak mau berada dalam keadaan seperti ini. Aku memang menginginkan kehidupan rumah tangga yang seperti ini tapi bukan berarti aku harus memperkeruh hubunganmu dan appa. Maksudku… kita bisa memperbaikinya ‘kan?”

Jihyun meminta Kyuhyun bangun dari posisinya. “Kalau begitu besok kita kerumah, berikan penjelasan pada appa. Dan kau yang harus menjelaskannya. Semuanya.”

Kyuhyun hanya menganggukan kepalanya, detik berikutnya—matanya terbuka lebar saat melihat Jihyun yang naik keatas pangkuannya. Dia menelan salivanya dengan susah payah saat sebuah godaan tepat berada didepan matanya. Matanya dilarikan ke segala penjuru berusaha mengalihkan pandangan yang seharusnya tidak boleh dilewatkannya.

“Kau tidak mau menghamiliku lagi Cho Kyuhyun?”

 

SEE YOU IN NEXT PART ^^

486 thoughts on “[SERIES] Trapped Part 8

  1. Kadang apa yg dilihat mata bisa saja salah,,, seharus’y jihyun bertnya dulu sebelm mengmbil keputusan untuk pergi jauh,, jd gk ada yg tersakiti..

  2. Wah wah.. TBC di saat yg tidak tepat lg Thor, 😀
    Ck
    Di part selanjutnya, semoga Jihyun hamil lg, dg begitu kn bapakx Jihyun merestui lg deh.. heheh..
    Oh iya, konfliknya Kyu sma Lee Jong Hyun, belum terlalu keliatan Thor.. dan aku berharap itu jdi konflik terakhir di ff ini.. 😀

  3. dan kebahagian datang juga:-) seneng deh, jihyun udah mulai berani mengutarakan semuanya ke kyuhyun. makasih thor udah bikin mereka bersatu lagi^^ ditunggu kelanjutan ceritanya~huhu.. semangat nulis^^

  4. Tekad nya jihyun buat ngebaikin smua nya mya mnata lagi aku acungin jempol dah wkwk…
    Kyu hamilin Ji lg biar appa nya Ji gak bisa ngelarang Ji tetep sma Oppa

  5. jihyun menggoda kyuhyun di bagian akhir wkwk. ahhhh 2hyun membuka lembaran baru semoga kalian bahagia , semangat kyuhyun buat jelasin kemertua lu

  6. yaampun.. aku baru buka lagi wordpress, setelah sekian kali lupa password, akhirnya busa kebuka dan baru mampir lagi kesini…
    pas baca di part awal ng blank bgt sama ceritanya, tp nyandu.. sayang kalau buat di back dan baca part sebelumnya, pas coba di baca lebih jauh aku baru inget, dan endingnya inget lagi tanpa harus baca ulang part sebelumnya.. aku kira itu karna tulisan mu yang apik mba, jadi nempel deh hehe
    kyu ayoo semangat buat dede nya, di tunggu yah untuk part pat selanjutnya 😉

  7. Udh lah kyu sikat aja , buad jihyun hamil lg .. Kkk~
    kyak.na konflik.na blum smpe pncak sblum jong hyun mlakukan sesuatu buad ngrusak rmah tngga 2hyun dah . Hhehe
    di tnggu knflik slanjut.na ea eonn , biar tmbah seru .
    Pkok.na ini crita.na keren dah ,
    author.na jjang .. Kkk~

  8. Akhirny ktemu jg dgn jihyun ny, jihyun sudh mulai berubah dan sudah smakin mncintai kyuhyun, walaupn skrng appa ny jihyun menentang hubungn mereka hufhhh…
    Ohw…ohw, jihyun agresif sekali ya hehehe
    Dtunggu next part ny ya kak cerita keren n feelny dpt bngt

  9. akhirnya mereka bersatu lagi. ceritanya makin keren. jadi gak sabar pengen baca next chapternya. ditunggu ya thor. 🙂

  10. Akhirnya mereka bisa bersama lagi, semoga aja masalah antara jihyun’s apps dengan Cho kyu bisa cepet selesai Dan mereka bisa hidup bahagia

Leave a comment